Dalam satu malam dari enam belas malam
Kukelam asaku dalam kelam
Hingga ia putus dimakan cabang
ii. concert
Mengalahkanku yang tenggelam dalam tangis merah putih
iii. tyson
Asakulah engkau,
iv. tattoo
Asakulah warna yang melekat di kulit dan imajinasiku.
Asakulah yang terputus.
v. matters of the heart
Lalu cintaku padamu hanya sebatas senar
Yang berbisik bergetar,
Diulang-ulang
Terulang-ulang
Mataku mendung namun kau senandungkan bahwa ini hanya denting waktu
Cinta kita hanya sebatas indra ;
vi. kimberly
Jika kuingin akan kuganti empat tiang namaku
menjadi delapan tiang namanya
Dan jika kuingin aku akan menggores jantungnya
agar kau yang tinggal di sampingku
_______________________________________________________________
Do you believe about the inspiration behind this?
Dulu waktu The All-American Rejects kesini, saya yang not-so-die-hard-fans-nya, tapi fans beratnya, ngebet banget pengen nonton mereka manggung. Secara suami saya Tyson Ritter manggung. Saya udah sempet pesen tiket dan megang uang kakek, namun sekitar seminggu atau empat atau tiga hari (saya lupa) sebelum concert, orang tua saya ngelarang saya keras-keras untuk datang. Karena waktu itu saya akan pergi sendirian, nggak ada yang mau nemenin, jadi nggak dibolehin dan waktu itu lagi jamannya Azhari yang ternyata belum meninggal. Saya marah banget, uring-uringan setengah gila, histeris sering nangis sendiri semenjak saat saya dilarang pergi sampai sebulan setelah The All-American Rejects manggung. Secara gitu suami saya Tyson Ritter manggung. Saya nggak ketemu lagi sama dia; holy damn shit banget. Dalam keadaan yang half suicidal ini saya nulis puisi ini dengan sepenuh hati. Iyalah secara ini kan buat suami saya Tyson Ritter. maaf ya saya jadi curhat masa lampau.
0 comments:
Post a Comment