Sunday, December 5, 2010

membaca penulis bingung

aku baru saja baca kata-kata, diuntai, bait-bait, namun dibobrok jadi paragraf, panjang, membingungkan. kalimatnya bukan kata, bukan indang, dibobrok dalam paragraf, panjang, membingungkan. anggotanya karakter koma, membunuh titik, menusuk otak. jika kau tanya, yang kuyakin tidak, tentang tata gramatikal, akan kujelaskan bahwa tak berpasif, aktif, diimbuh imbuhan. cukup.

minggu, pagi, pukul tujuh, waktu aku baru saja membacanya. aku saja kerepotan, membuka, membalik, melipat, membaca, tumpukan, tipis, kumpulan kertas, yang tampaknya daur ulang, dan bertubuh besar itu, setidaknya bagi lebar badanku. aku membacanya disitu.

tak langsung ku meniru, atau berlari ke  atas, mengambil pensil usang, serta kitab tebal, yang mirip kamus mereka bilang, tapi kutunggu malam, karena malam adalah waktu jiwa itu datang, berupa ego, yang selama ini meraja, juga merasuki tubuhku, sepanjang malam, yang takkan kau mengerti, bagaimana kepalaku bekerja, setelah roh itu masuk.

dan aku sadar, aku muda, masih empat belas tahun mudanya, ya, mungkin lebih muda dari penulis bingung itu, aku yakin, dan faktor mudaku mambuat hak cipta yang mengikat tulisan penulis bingung itu terpotong, mungkin, mungkin saja, maka dari itu disinilah tombak granitku, menuliskan untukmu tulisan bingung ciptaanku, hasil inspirasi dari penulis bingung, yang telah kau sadari tak ada guna, tak ada arti, makna pun kosong, tak layaknya penyair perokok yang meagungkan pahlawan-pahlawan, atau penyair pencinta Tuhan, karena muda ini tak meniru mereka, aku meniru kata-kata, diuntai, bait-bait, namun dibobrok jadi paragraf, panjang, membungungkan.

karena mudaku, kalian boleh, dibukakan, untuk meniru, membuat kebingungan-kebingungan lain lagi, namun berterima kasihlah atas mudaku, dan juga gender yang aku miliki, dengan penulis bingung itu.

Tanda Tanya.
Ukirlah di atas keningku.

0 comments:

Post a Comment